Sabtu, 17 Desember 2011

Etika, Moral, dan, Susila

Pengertian Etika Secara bahasa etika berasal dari bahasa Yunani; ethos; yang berarti adat istiadat ( kebiasaan ), kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Dari pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia.
dalam Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, etika adalah bagian dari filsafat yang mengajarkan tentang keluhuran budi (baik/buruk). Menurut istilah etika adalah ilmu yang menjelaskan baik dan buruk dan menerangkan apa yang seharusnya dilakukan manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.
Konsep etika bersifat humanistis dan anthropocentris, karena didasarkan pada pemikiran manusia dan diarahkan pada perbuatan manusia. Dengan kata lain etika adalah aturan yang dihasilkan oleh akal manusia.
Dari definisi etika tersebut diatas, dapat segera diketahui bahwa etika berhubungan dengan empat hal sebagai berikut : 1. Dilihat dari segi objek pembahasannya, etika berupaya membahas perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Membahas tentang baik dan buruknya tingkah laku dan perbuatan manusia. 2. Dilihat dari segi sumbernya, etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat.
Sebagai hasil pemikiran, maka etika tidak bersifat mutlak, absolute dan tidak pula universal. Ia terbatas,dapat berubah, memiliki kekurangan, kelebihan dan sebagainya. 3. Dilihat dari segi fungsinya, etika berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya. Dengan demikian etika lebih berperan sebagai konseptor terhadap sejumlah perilaku yang dilaksanakan oleh manusia. 4. Dilihat dari segi sifatnya, etika bersifat relative yakni dapat berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.
Kesimpulannya: Dengan ciri-ciri yang demikian itu, maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatan baik atau buruk. Perbuatan baik atau buruk dapat dikelompokkan kepada pemikiran etika, karena berasal dari hasil berfikir. Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.

Pengertian Moral Dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatan bahwa moral adalah penetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. Dari segi istilah, moral adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk. Berdasarkan pengertian diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau buruk, benar atau salah. Acuan moral adalah system nilai yang hidup dan diberlakukan dalam masyarakat.

Pengertian Susila Dari segi bahasa, berasal dari bahasa Sanskerta, Su: artinya baik, dan sila: artinya prinsip, dasar, atau aturan Susila atau kesusilaan diartikan sebagai aturan hidup yang lebih sopan,baik dan beradab. Kesusilaan merupakan upaya membimbing, memasyarakatkan hidup yang sesuai dengan norma/nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.Kesusilaan menggambarkan dimana orang selalu menerapkan nilai-nilai yang dipandang baik. Kesusilaan dalam pengertian yang berkembang di masyarakat mengacu kepada makna membimbing, memandu, mengarahkan, dan membiasakan seseorang atau sekelompok orang untuk hidup sesuai dengan norma atau nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.

Ada beberapa persamaan antara etika, moral dan susila sebagai berikut:
1. Etika, moral dan susila mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangkai yang baik.
2. Etika, moral dan susila merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas etika, moral dan susila seseorang atau sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.
3. Etika, moral dan susila seseorang atau sekelompok orang tidak semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan konstan, tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang. Untuk pengembangan potensi positif tersebut diperlukan pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan, serta dukungan lingkungan, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara terus menerus, berkesinambungan, dengan tingkat konsistensi yang tinggi.
4. Persamaan ketiganya terletak pada fungsi dan peran, yaitu menentukan hukum atau nilai dari suatu perbuatan manusia untuk ditetapkan baik atau buruk. •

Secara rinci persamaan tersebut terdapat dalam tiga hal: 1.Objek: yaitu perbuatan manusia 2.Ukuran: yaitu baik dan buruk . 3.Tujuan: membentuk kepribadian manusia

Selain ada persamaan antara etika, moral dan susila sebagaimana diuraikan di atas terdapat pula beberapa segi perbedaan yang menjadi ciri khas masing-masing dari keempat istilah tersebut. Berikut ini adalah uraian mengenai segi-segi perbedaan yang dimaksud:
* Sumber atau acuan:
- Etika sumber acuannya adalah akal
- Moral sumbernya norma atau adat istiadat
- Susila sumbernya nilai - nilai yang berkembang dan dipandang baik oleh masyarakat.
* Sifat Pemikiran:
- Etika bersifat teoritis
- Moral bersifat praktis
- Susila bersifat praktis
* Pandangan mengenai tingkah laku:
- Etika memandang tingka laku manusia secara umum
- Moral dan susila memandang tingkah laku manusia secara lokal atau khusus


Minggu, 20 November 2011

Scale and Modes on Guitar

Scale atau skaala pada guitar

skala nada pada dasarnya di bagi menjadi 3 bagian yaitu, diatonik, major, dan minor.

Skala yang paling penting dalam musik Barat adalah Major dan 3 skala Minor. Sebagaimana telah diungkapkan di muka, karakter skala major terletak pada nada 1 sampai ke-3 yang memiliki interval satu not (Inilah yang sering disebut “major third”). Major telah menjadi bagian dalam pembangunan musik kontemporer dan digunakan oleh berbagai jenis musik, khususnya musik folk song dan dances.

Major

Skala Major awalnya berasal dari Mode Ionian (lihat intervalnya pada Gambar 3). Keduanya memiliki pola interval (modality) yang sama: Tone, tone, semi-tone, tone, tone, tone, semi-tone. Apabila interval “tone” kita tentukan sebagai “2” dan “semi-tone” sebagai 1, maka interval setiap nada dalam skala major adalah: 2-2-1-2-2-2-1. Model angka inilah yang penulis gunakan untuk menggambarkan interval pada semua mode dan skala.

Modality pada skala Major dengan berbagai nada dasar ditunjukkan pada daftar di bawah ini:

Minor

Pada skala Minor, terdapat 3 skala utama: Natural Minor (atau Relative Minor, atau sering disebut Minor saja), Harmonic Minor dan Melodic Minor. Ke tiga nya memiliki karakter yang berbeda karena modalitynya tidak sama. Tetapi mereka punya satu kesamaan yang membedakannya dengan skala Major, yaitu interval nada ke satu hingga ke tiga. Jika jarak nada pada skala Major adalah tone-tone, maka pada skala Minor terdapat unsur semi-tone. Apabila ke-3 nada pertama kita gambarkan melalui model angka, maka jarak tiga skala minor ini adalah: 2-1-2

Pola susunan nada pada natural minor adalah 2-1-2-2-1-2-2. Dibanding pola major (lihat Skala Major) pola minor ini berbeda pada nada ke-3 dan nada ke-6. Ini sama dengan interval mode Aeolian (lihat Gambar).

Selengkapnya, interval nada natural minor pada berbagai nada dasar ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

Namun, diperhatikan secara seksama, unsur dan susunan nada seperti di atas sama dengan pola pada major tapi dengan kunci yang berbeda (lihat Gambar 4 dan Gambar 5). Di bawah ini diberikan daftar skala dengan interval yang sama.

C (Major) = Am (Natural) C# = A#m

D = Bm D# = Cm

E = C#m F = Dm

F# = D#m G = Em

G# = F#m A = F#m

A# = Gm B = G#m

Interval pada skala harmonic minor adalah: 2-1-2-2-1-3-1. Ini membedakan dengan natural minor dengan menaikkan nada ke-7. Apabila dimainkan, kita dapat merasakan “alam” yang berbeda, seakan terbawa pada nuansa Timur Tengah.

Pada skala melodic minor, jarak yang lebar pada harmonic minor dihilangkan. Untuk itu, nada ke-6 dinaikkan setengah not sehingga kini memiliki interval: 2-1-2-2-2-2-1. Ini membawa pengaruh pada aliran melodinya yang lebih lembut (smooth).

Pentatonik

Salah satu skala yang paling banyak digunakan pada musik kontemporer adalah Pentatonik. Skala ini semula menjadi bagian utama pada musik etnik di wailayah Timur Jauh khususnya Jepang dan Mengolia, Afrika dan Celtic. Kini, Pentatonik banyak diadopsi terutama pada musik beraliran blues, rock ‘n roll, rock dan jazz.

Pentatonik adalah skala yang berisi 5 nada (five-note scale). Perbedaan dengan Major adalah hilangnya dua nada, nada ke-4 dan ke-7. Sedangkan beda Pentatonik Minor dengan Natural Minor adalah hilangnya nada ke-2 dan ke-6.

Di bawah ini adalah perbandingan skala Major dengan Major Pentatonik. Perhatikan nada ke-4 dan ke-7 yang hilang pada pentatonik.

Sebagai perbandingan kembali, di bawah ini ditunjukkan perbedaan skala A Major dengan skala A Major Pentatonik.

Satu lagi model Pentatonik yang sangat digemari kalangan musisi adalah Pentatonik Blues, yaitu dengan menambahkan “nada blues” pada not ke-4.

adapun utk pengembangannya, silahkan pelajari beberapa mode berikut ini:

Modes pada guitar

Perbedaan interval menyebabkan ke tujuh mode, meskipun memiliki nada yang sama, memiliki “tonality” yang berbeda. Ambillah contoh mode Ionian dengan nada dasar C. Interval nada sebagai “modality”nya adalah: tone, tone, semi-tone, tone, tone, tone, semi-tone. Bandingkan dengan Dorian yang dengan nada dasar C memiliki modality sebagai berikut: tone, semi-tone, tone, tone, tone, semi-tone, tone. Anda dapat melihat interval setiap mode di bawah ini.

Dengan melihat interval pada nada ke-1 dan ke-3, seringkali musisi membedakan apakah mode (dan skala) itu major atau minor. Jika jarak (interval)nya tone-tone, dikatakan sebagai mode major. Hal ini tampak misalnya pada mode Ionian, Lydian dan Mixolydian. Sedangkan keberadaan semi-tone membawa karakter mode menjadi minor, seperti misalnya pada Aeolian, Dorian dan Phrygian.

Mode Ionian merupakan cikal bakal skala Major yang dikembangkan pada abad 17. Keduanya memiliki modality atau pola interval yang sama.

Mode Dorian memiliki karakter minor. Mode ini berbeda dengan skala natural minor (Aeolian) dengan menaikkan nada ke-6 nya (lihat perbedaan pada interval ke dua mode). Kekhasan suaranya menjadikan mode ini sering digunakan pada musik jazz.

Mode Phrygian juga memiliki karakter minor. Perbedaan dengan natural minor (Aeolian) terletak pada nada ke-2 nya yang diturunkan. Ketika kita memainkan lagu pada chord minor seventh (m7), mode ini sering dimanfaatkan untuk isian melodi, khususnya untuk mereka yang ingin memperoleh nada “flattened 9th”.

Mode Lydian memiliki karakter major. Dibanding skala major diatonik (Ionian), Lydian berbeda pada nada ke-4 yang dinaikkan (F#).

Karakter major juga dimiliki Mode Mixolydian. Perbedaan dengan major diatonik pada nada ke-7 yang diturunkan setengah not (lihat beda intervalnya). Mixolydian merupakan salah satu mode yang sering digunakan dalam improvisasi blues maupun jazz.

Mode Aeolian adalah cikal bakal dari skala Minor (atau Natural Minor). Keduanya memiliki interval nada yang sama sehingga menghasilkan suara yang sama.

Mode Locrian menurunkan semua nada selain nada ke-1 dan ke-4. Mode ini jarang digunakan pada musik Barat namun menjadi bagian penting pada musik Hindu maupun Jepang.

ok. semoga postingan ini bisa membantu dan memberi tambahan referensi bagi anda yg ingin menekuni dan memahami pelajaran gitar.
C'mon. Talk less do More.